Mengenal IUD / AKDR
IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim terbuat dari rangka plastik yang lentur dan benang dengan tembaga atau hormon progestin.
Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama spiral. Jenis-jenis dari IUD tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini :
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada 3 macam jenis yaitu :
- IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut :
- IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD. Gambar IUD Nova T :
- IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :
Cara Kerja IUD
- Cara kerja utama mencegah sperma bertemu sel telur
- Mencegah implantasi / tertanamnya sel telur dalam rahim
- Untuk IUD Mirena ada tambahan cara kerjanya yaitu mengentalkan lendir rahim karena pengaruh hormon Levonolgestrel yang dilepaskannya.
Keuntungan IUD
- sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi ( 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
- dapat efektif segera setelah pemasangan
- metode jangka panjang ( IUD Copper T 380 A bekerja hingga 10 tahun; IUD Nova T hingga 5 tahun dan IUD Mirena 1 tahun)
- tidak tergantung pada daya ingat
- tidak mempengaruhi hubungan seksual
- tidak mempengaruhi hubungan seksual
- tidak ada interaksi dengan obat-obatan
- membantu mencegah kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik)
- untuk IUD selain IUD Mirena tidak ada efek samping hormonal seperti kenaikan berat badan, flek pada kulit, flek di antara haid (spotting) dll
Efek Samping
- setelah pemasangan, kram dapat terjadi dalam beberapa hari
- perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
- haid lebih lama dan lebih banyak
- perdarahan di antara haid (spotting)
- saat haid akan terasa nyeri
Yang dapat memakain IUD / AKDR
- usia reproduktif
- keadaan nulipara (yang belum mempunyai anak)
- menginginkan kontrasepsi jangka panjang
- menyusui
- setelah mengalami keguguran dan tidak terlihat adanya infeksi
- risiko rendah IMS
- tidak menghendaki metode kontrasepsi hormonal
Yang tidak bisa memakai IUD / AKDR
- kemungkinan hamil
- baru saja melahirkan (2-28 hari pasca melahirkan), pemasangan IUD hanya boleh dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu pasca persalinan
- memiliki risiko IMS (termasuk HIV), yang berisiko terinfeksi IMS/HIV yaitu :
- yang mempunyai lebih lebih dari 1 pasangan tidak selalu memakai kondom
- yang memiliki pasangan dengan HIV/IMS dan tidak selalu memakai kondom
- memakai jarum suntik bersama, atau pasangan memakai jarum suntik (hanya untuk HIV tetapi tidak untuk IMS)
- perdarahan vagina yang tidak diketahui
- sedang menderita infeksi alat genital
- tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita Penyakit Radang Panggul atau Infeksi setelah keguguran
Kapan bisa dipasang IUD / AKDR ?
- kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
- pemasangan setelah persalinan :
- boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan
- dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil
- antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
- setelah keguguran atau aborsi :
- jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil
- jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi yang lain.
- jika ganti dari metode yang lain :
- jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)
Yang perlu diingat!
- jenis AKDR yang dipakai
- waktu untuk melepas AKDR
- perubahan menstruasi dan kram adalah hal biasa : datang kembali ke tenaga kesehatan jika mengganggu
- kembali dalam 3-6 minggu, atau setelah masa haid berikutnya untuk pemeriksaan
- temui bidan / tenaga kesehatan jika :
- terlambat haid, atau merasa hamil
- mungkin terinfeksi IMS atau HIV
- benang AKDR berubah panjang atau hilang
- sangat nyeri pada bagian bawah perut
Bagaimana cara memeriksa benang IUD :
- datang ke tenaga kesehatan
- memeriksa sendiri dengan cara :
- cuci tangan
- duduk dalam posisi jongkok
- masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim
- cuci tangan setelah selesai
(Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003 & Alat Bantu Pengambil Keputusan dalam Ber-KB, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar