Kamis, 27 Januari 2011

makalah diare pada ibu hamil

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Diare dapat disebabkan oleh banyak hal. Antara lain: bakteri, virus, jamur, cacing, susu, makanan yang sangat pedas, makanan yang sangat asam, dan sebagainya. Untuk itu seorang penderita diare haruslah mengamati tanda-tanda dari diare yang dialaminya. Misalnya apakah kotoran hanya berupa air saja atau campuran antara padat dan cair, apakah terdapat lendir atau tidak, apakah terdapat darah atau tidak, bagai-mana warnanya, dst. Kesemua tanda tersebut dapat dibedakan dan digunakan untuk memperkirakan penyebabnya. Pada prinsipnya diare merupakan su-atu bentuk pertahanan tubuh manusia untuk mengeluarkan benda-benda asing yang memasuki tubuh namun tidak di-perlukan.
Pada kasus ibu, jika diare masih berlangsung maka tampaknya faktor penyebab masih belum keluar dari da-lam tubuh seluruhnya, sehingga masih mengganggu dan tampil dalam bentuk diare. Salah satu penyebab diare pada ibu hamil adalah akibat ketidak sang-gupan usus penderita untuk mengolah susu yang diminumnya. Untuk itu maka saya sarankan ibu menghentikan susu yang diminum saat ini, dan memperhatikan apakah diare-nya sembuh atau tidak. Disamping susu, hentikan pula kesenangan makan makanan yang pedas dan asam yang sering digemari oleh ibu-ibu hamil. Jika diare-nya sembuh maka ibu dapat mengganti jenis susunya dengan merk lain. Namun jika diare masih berlangsung, maka ibu dapat membawa contoh ko-toran ke laboratorium untuk dilakukan analisa lebih lengkap. Diare yang tidak terlampau banyak dan sering, tidak akan sampai meng-ganggu keseimbangan elektrolit tubuh, sehingga tidak mengganggu kehamilan. Namun tetap saja ibu harus menangani-nya agar diarenya segera sembuh. Jangan mengobati diare ibu dengan me-minum obat secara sembarangan.
1.2. Tujuan
  • Membahas tentang pengaruh diare pada ibu hamil dan pencegahannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada banyak masalah usus yang seorang wanita untuk melihat ke depan untuk selama kehamilan. Diare cenderung menjadi salah satu yang paling umum ini. Diare didefinisikan sebagai longgar, berair, berbentuk bangku terjadi lebih dari tiga kali dalam satu hari. Bukan sesekali kotoran atau yang sering terbentuk lewat dari bangku.
Ada beberapa alasan mengapa diare tidak sangat umum selama kehamilan. Yang pertama adalah bahwa vitamin prenatal diambil selama kehamilan cenderung sembelit seorang wanita.Alasan kedua adalah bahwa sebagai kehamilan berlanjut, usus cenderung melambat, yang juga mengakibatkan sembelit.. Namun wanita hamil sama rentan untuk menjadi terinfeksi dengan banyak virus dan bakteri yang dapat menyebabkan diare sebagai perempuan yang tidak hamil.
  1. Diare dan Gejalanya
Diare bukanlah penyakit, itu adalah gejala - mirip dengan cara demam adalah gejala. Tergantung pada penyebab diare, gejala lain mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan hal itu.
Gejala lain yang mungkin menyertai diare antara lain:
  • Mual
  • Muntah
  • Kram perut ( "sakit perut")
  • Sakit perut (atau sakit perut)
  • Dehidrasi
  • Demam
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Pengertian umum kelelahan.
Pada wanita hamil, diare biasanya berlangsung di mana saja 1-10 hari, tergantung pada penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari ringan sampai parah.
  1. Penyebab kehamilan terkait diare

Selama kehamilan, seorang wanita pada umumnya lebih mungkin mengalami sembelit daripada diare (meskipun banyak perempuan mendapatkan diare pada awal tenaga kerja).Infeksi yang paling sering menyebabkan diare selama kehamilan biasanya tidak ada ancaman bagi bayi, namun dehidrasi yang dapat mengembangkan dengan diare dapat membahayakan bayi. Untuk mencegah dehidrasi, minum banyak cairan dan menghindari kafein.

Seperti halnya dengan wanita yang tidak hamil, ada banyak kemungkinan penyebab diare pada ibu hamil. Mungkin penyebab yang paling umum adalah infeksi dengan virus yang menyebabkan flu perut. Secara teknis, istilah "flu perut" adalah tidak benar. Yang disebut flu perut tidak disebabkan oleh virus influenza, juga tidak menginfeksi lambung. Sebaliknya, virus flu perut menginfeksi usus kecil. Lain yang mungkin menyebabkan diare selama kehamilan meliputi bakteri (misalnya Escherichia coli), parasit (misalnya Giardia), obat-obatan, atau kondisi medis lainnya (seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit Crohn). Banyak wanita juga mengalami diare pada awal tenaga kerja.
  1. Diare pada ibu hamil
Beberapa wanita mengalami diare pada akhir kehamilan. Tergantung pada penyebab diare, gejala lain mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan hal itu. Gejala lain yang mungkin menyertai diare antara lain:
  • Mual dan muntah
  • Dehidrasi
  • Demam
  • Menggigil
  • Headache
  • Nyeri otot
  • diarrhea Ibu hamil merasa lelah selama diare
  • Kram perut atau sakit perut
  • Sakit perut atau sakit perut
Diare pada ibu hamil dapat bertahan 1-10 hari tergantung pada penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari ringan sampai berat jenis diare. Umumnya, wanita hamil lebih mungkin mengalami sembelit dari pada diare karena vitamin prenatal, yang mengandung zat besi yang tinggi yang sering mengikat. Diare selama kehamilan sebaiknya tidak berlangsung lama. Jika itu berlangsung selama lebih dari 2 hari, hubungi dokter segera. Kadang-kadang, diare bisa menjadi indikasi persalinan prematur.
D. Kemungkinan penyebab diare.
1.Beberapa jenis bakteri yang dikonsumsi melalui makanan dan air yang terkontaminasi dapat menyebabkan diare selama kehamilan
2.Virus seperti Rotavirus, Cyptomegalovirus dapat menyebabkan diare.
3.Parasit: Parasit dapat memasuki boby melalui makanan dan air dan menetap di sistem pencernaan. Beberapa parasit yang menyebabkan diare pada ibu hamil termasuk Giardia lamblia.
4.Obat-obatan seperti obat tekanan darah, Antasida yang mengandung magnesium dan antibiotik dapat menyebabkan diare selama kehamilan.
5.Irritable bowel syndrome dan penyakit-penyakit usus seperti penyakit Crohn dapat menyebabkan diare.
6. Diare selama kehamilan dapat disebabkan oleh peningkatan asupan air. Hal ini dapat disebabkan oleh makanan yang tinggi kandungan air, seperti buah-buahan (semangka), sayuran dan air dalam jumlah besar asupan.
7.Penyebab lainnya termasuk laktosa intoleransi, flu perut dan keracunan makanan.
    1. Akibat kalau sering diare.
Diare yang kronis dapat mengakibatkan tubuh ibu hamil kehilangan banyak ion K (kalium), sehingga akan mengganggu kerja organ tubuh, seperti gerakan kontraksi dan relaksasi otot.
Selain itu, bila diare disertai peningkatan suhu tubuh, maka dehidrasi pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur, bahkan keguguran! Itu sebabnya, diare dan muntah-muntah yang berlebihan harus segera mendapat penanganan serius. Bila perlu, akan disarankan dokter untuk beristirahat selama satu atau dua hari di rumah sakit.

F. Cara Mengobati dan Mencegah Diare selama Kehamilan

Cara terbaik untuk menghilangkan diare adalah minum banyak air dan cairan untuk mencegah dehidrasi, dapat mengambil solusi dehidrasi lisan seperti pedialyte untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama diare. Ikuti rencana diet untuk diare selama kehamilan.
Secara umum, diare disebabkan oleh ketidak mampuan usus besar menyerap air dari tinja yang dihasilkan. Biang keladi gangguan fungsi usus besar tersebut antara lain infeksi oleh kuman penyakit, keracunan makanan, dan alergi makanan.
Keadaan emosi yang kurang stabil akibat perubahan kadar hormon dalam tubuh dapat mempengaruhi produksi asam lambung dan sistem pencernaan secara keseluruhan. Ujung-ujungnya, ya diare! Selain itu, diare juga bisa disebabkan adanya tekanan pada lambung dan usus akibat ukuran rahim yang semakin membesar. Beberapa penyebab lain diare yang lebih khas pada ibu hamil, di antaranya adalah:
  • Kekurangan (defisiensi) vitamin B dan asam folat.
  • Terlalu banyak mengonsumsi vitamin D.
  • Terlalu banyak makan yang pedas-pedas, seperti asinan atau bumbu rujak sebagai teman makan buah-buahan penghilang keluhan mual.
Diare ringan merupakan masalah yang wajar pada masa kehamilan. Namun, apabila sudah mulai menyebabkan gejala dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), segeralah berobat ke dokter.
Perlu diingat, dehidrasi dapat mempengaruhi kekuatan tubuh, serta fungsi kerja ginjal dan organ tubuh lainnya. Bila fungsi organ tubuh Anda terganggu, maka tumbuh kembang janin di dalam rahim tentu saja ikut terkena dampaknya.

Keamanan obat diare.
Obat apa pun sebaiknya dihindari selama kehamilan belum mencapai usia 14 minggu. Sejumlah obat anti diare boleh gunakan saat usia kehamilan sudah lebih besar. Namun, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter kandungan.
Tindakan aman pertama yang dapat dilakukan adalah meminum larutan elektrolit (bisa dibeli di apotek) sebanyak mungkin. Bila dalam bentuk serbuk, dapat mencampurnya dengan air mineral dalam kemasan botol. Tujuannya, untuk mengganti dengan segera cairan tubuh yang hilang. Sebaiknya, dalam 12-24 jam, cairan tubuh yang hilang sudah harus diganti.
Alternatif pengobatan.
Berikut adalah cara yang cukup aman dilakukan untuk mengatasi diare ringan.
  • Hentikan untuk sementara konsumsi susu dan berbagai produk olahannya.
  • Hentikan mengonsumsi kubis/kol, roti, pasta, apel, pear, jagung manis, gandum, kentang, serta makanan olahan.
  • Perbanyak minum air putih matang yang ditambah sedikit madu.
  • Perbanyak konsumsi asam folat dan vitamin B selama sebulan.
  • Hindari atau kurangi konsumsi vitamin D.
Pencegahan
  • Hentikan konsumsi obat pencahar yang mungkin digunakan untuk mengatasi keluhan sembelit (konstipasi).
  • Berusahalah untuk berdamai dengan segala perubahan yang terjadi selama masa kehamilan agar emosi Anda relatif stabil.
  • Hindari mengonsumsi makanan yang belum pernah Anda konsumsi, terutama bagi Anda yang berbakat alergi.
  • Biasakan selalu berpola hidup bersih dan sehat.

BAB III
PENUTUP
    1. Kesimpulan
Diare pada ibu hamil dapat bertahan 1-10 hari tergantung pada penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari ringan sampai berat jenis diare. Umumnya, wanita hamil lebih mungkin mengalami sembelit dari pada diare karena vitamin prenatal, yang mengandung zat besi yang tinggi yang sering mengikat. Diare selama kehamilan sebaiknya tidak berlangsung lama. Jika itu berlangsung selama lebih dari 2 hari, hubungi dokter segera. Kadang-kadang, diare bisa menjadi indikasi persalinan prematur.
    1. Saran
Obat apa pun sebaiknya dihindari selama kehamilan belum mencapai usia 14 minggu. Sejumlah obat anti diare boleh gunakan saat usia kehamilan sudah lebih besar. Namun, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter kandungan.

antropologi kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :
A. Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Definisi Antropologi Kesehatan.

Antropologi Kesehatan
adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun masyarakat.
Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain:
(1) Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
(2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
(3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.
(4) Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
B. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan
· Tahun 1984 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukumsebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapatditetapkan sebagai antropologi.
· Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul “Appied Anthopology”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
· Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
· Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour Sciene yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi.
C . Perhatian Ekologis Dari Para Ahli Antropologi
· Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya, tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakit mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik.
· Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosbud, semua kelompok harus berdaptasi dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia untuk kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri dan dimana mereka hidup.
· Manusia menderita penyakit selain karena patologinya juga karena sosial psikologi dan faktor budayanya.
Misalnya:
 Penyakit dipandang sebagai unsur dalam lingkungan manusia
 Kekebalan terhadap malaria bagi penduduk Afrika Barat oleh karena perubahan sel sabit (sickle-cell).
 Penyakit memainkan peranan dalam evolusi kebudayaan
 bidadari kecil (paham katolik ank kecil kalau meninggal langsung masuk surga sehingga pemakaman diiringi musik dan tarian
 Nutrisi bagian dari lingkungan sosbud
Pria makan terlebih dahulu dan anak/wanita makan makanan sisa, bayi makan makanan kotak dan susu (semestinya ASI)

D. Paleopatologi
Merupakan studi mengenai penyakit manusia purba, yang menjelaskan bagaimana manusia dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan mengenai cara hidup.Misalnya: Kerangka pada kuburan Anglo-Saxonditemuka fraktur pada tulang betis oleh karena sering jatuh (tanah keras dan bukit terjal), sedangkan pada suku Nubia di zaman Mesir kuno ditemukan patah yang sering pada lengan diperkirakan karena menahan pukulan (karakteristik suku yang gampang marah dan suka memukul
E. Penyakit dan Evolusi
Penyakit infeksi merupakan faktor penting dalam evolusi manusia melalui proses evolusi dari proteksi genetik, makanya nenek moyang kita dapat mengatasi ancaman penyakit dalam kehidupan individu dan kelompok.
Misalnya : adanya gen anti malaria (sel darah merah berbentuk sabit pada penduduk Afrika Barat). Pada penduduk kulit hitam di Amerika sel sabit menimbulkan Penyakit Anemia sel sabit (Sickle-cell Anemia)

BAB III
PENUTUP
  • Antropologi Kesehatan berdasarkan definisinya mempelajari kesehatan manusia dari dua sisi, yaitu cultural dan biologis tetapi tidak dilihat terpisah sehingga disebut biocultural.
  • Penggunaan ilmu ini dalam “masyarakat kesehatan” sangat berguna membantu keberhasilan program-program kesehatan dalam dunia praktis.
  • Dunia Praktis di Papua (pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan) sudah saatnya memakai ahli antropologi sebagai perencana, pelaksana dan evaluator serta konsultan sebagai bagian dari sistem manajeman Dunia Praktis mereka secara keseluruhan.

makalah pertolongan persalinan oleh tenaga NON kesehatan

Jumat, 30 April 2010

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun peraji. Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait dengan reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibu dan bayinya dalam masa nifas.
Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional. Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai pada kematian ibu dan anak.
Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan (Prawirohardjo, 2005).
B. TUJUAN
Tujuan umum
Mengetahui gambaran tentang pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis.
Tujuan Khusus
· Untuk mengetahui apa itu pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
· Untuk mengetahui cara-cara pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
· Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa masyarakat lebih banyak yang meminta pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
· untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan untuk menjalin kerjasama antara tenaga medis dan non-medis dalam menolong persalinan
· untuk mengetahui masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan ditolong oleh tenaga non-medis
· untuk mengetahui pelayanan apa saja yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas (Prawirohardjo, 2005).
Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang
2.2 Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non-medis
Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan pemeriksaan kehamilan melalui indri raba (palpasi). Biasanya perempuan yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu berkonsultasi kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang mengandunglah yang datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi. Sedangkan dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan kontrol dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupun non fisik terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal, dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan cara pemutaran perut (diurut-urut) disertai doa Ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan upacara tasyakuran katanya janin mulai memiliki roh.hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan ada gerakan halus.

Pada usia kandungan 7 bulan, dukun melakukan upacara tingkeban. Katanya janin mulai bergerak meninggalkan alam rahim menuju alam dunia, melalui kelahiran. Calon ibu mendapat perawatan khusus, selain perutnya dielus-elus, badannya juga dipijat-pijat, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Malah disisir dan dibedaki agar ibu hamil tetap cantik meskipun perutnya makan lama makin besar
2.3 Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong Bersalin Dengan tenaga Kesehatan Non-medis
Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan non- medis daripada tenaga kesehatan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Kemiskinan
Tersedianya berbagai jenis pelayanan public serta persepsi tentang nilai dan mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat akan memilih kesehatan atau tidak. Biasanya, perempuan memilih berdasakan penyedia layanan tersebut, sementara laki-laki menentukan pilihan mereka berdasarkan besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh masyarakat miskin.
Sekitar 65% dari seluruh masyarakat miskin yang diteliti menggunakan penyesia layanan kesehatan rakyat seperti bidan di desa, puskesmas atau puskesmas pembantu (pustu), sementara 35% sisanya menggunakan dukun beranak yang dikenal dengan berbagai sebutan. Walaupun biaya merupakan alasan yang menentukan pilihan masyarakat miskin, ada sejumlah faktor yang membuat mereka lebih memilih layanan yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa untuk membantu persalinan lebih besar daripada penghasilan RT miskin dalam satu bulan. Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar tunai. Sebaliknya, pembayaran terhadap dukun lebih lunak secara uang tunai dan ditambah barang. Besarnya tariff dukun hanya sepersepuluh atau seperlima dari tariff bidan dea. Dukun juga bersedia pembayaran mereka ditunda atau dicicil(Suara Merdeka, 2003).

b. Masih langkanya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman
Sekarang dukun di kota semakin berkurang meskipun sebetulnya belum punah sama sekali bahkan disebagian besar kabupaten, dukun beranak masih eksis dan dominant. Menurut data yang diperoleh Dinas Kesehatan Jawa Barat jumlah bidan jaga di Jawa Barat sampai tahun 2005 ada 7.625 orang. Disebutkan pada data tersebut, jumlah dukun di perkotaan hanya setengah jumlah bidan termasuk di kota Bandung. Namun, di 9 daerah (kabupaten) jumlah dukun lebih banyak (dua kali lipat) jumlah bidan. Malah di Jawa Barat masih ada 10 kabupaten yang tidak ada bidan (Ketua Mitra Peduli/Milik Jabar).
c. Kultur budaya masyarakat
Masyarakat kita terutama di pedesaan, masih lebih percaya kepada dukun beranak daripada kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah sakit maih melekat pada kebanyakan kaum perempuan. Kalaupun terjadi kematian ibu atau kematian bayi mereka terima sebagai musibah yang bukan ditentukan manusia
Selain itu masih banyak perempuan terutama muslimah yang tidak membenarkan pemeriksaan kandungan, apalagi persalinan oleh dokter atau para medis laki-laki. Dengan sikap budaya dan agama seperti itu, kebanyakan kaum perempuan di padesaan tetap memilih dukun beranak sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi.
2.4 Masalah Yang Dapat Ditimbulkan Apabila Persalinan Ditolong Oleh Non-medis
Menurut sinyalemen Dinkes AKI cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa fasilitas memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan apalagi dokter obsgin. Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi. Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak dapat dilakukan.

Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan dukun beranak. Sementara itu, definisi merekatentang mutu pelayanan berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril (memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut). Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam penelitian ini menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda bahaya dalam masa kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun bisa terjadi dari kekurangtahuan dukun beranak akan tanda-tanda bahaya kehamilan yang tidak dikenal (Suara Merdeka, 2003).
Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut kurang profesional dan hanya berdasarkan kepada pengalaman. Usaha Untuk Menjalin Kerjasama Antara Tenaga Medis dan Non-medis Dalam Menolong Persalinan
Berdasarkan dukun di Indonesia masih mempunyai peranan dalam menolong suatu persalinan dan tidak bisa dipungkiri, masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun beranak, walaupun dalam menolong persalinan dukun tidak berdasarkan kepada pengalaman dan berbagai kasus persalinan oleh dukun seringkali terjadi dan menimpa seorang ibu dan atau bayinya. Tetapi keberadaan dukun di Indonesia tidak boleh dihilangkan tetapi kita bisa melakukan kerjasama dengan dukun untuk mengatasi hal-hal atau berbagai kasus persalinan oleh dukun.
Seperti di daerah pedesaan Paminggir, Alas Kokon, Kertajayadan daerah perkotaan Soklat setelah dua dari empat dukun beranak yang diwawacarai telah menerima pelatihan dari dokter-dokter puskesmas pada tahun 1990-1991. Mereka merasa pelatihan dan peralatan persalinan yang diberikan saat pelatihan sangat bermanfaat. Para dukun juga dilatih tentang pencatatan dan pelaporan. Setiap dukun dilatih membaca sampai mengerti bagaimana cara pengisian kolom tersebut. Pelatihan untuk perawatan ibu hamil, pertolongan pada diare, makanan bergizibagi bayi, balita dan ibu hamil juga dilakukan. Membina hubungan baik dengan dukun juga dilakukan agar kita bisa lebih gampang menjalin kerjasama dengan dukun.
2.5 Pelayanan yang Dapat Diberikan Oleh Tenaga Non-medis
Dalam mutu pelayanan tidak dipenuhinya standar minimal medis oleh para dukun, seperti dengan praktek yang tidak steril (memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi baru lahir dengan mulut).
Layanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis misalnya:
· Dukun mau mendatangi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
· Dukun mematok harga murah, kadang bisa disertai atau diganti dengan sesuatu barang misalnya beras, kelapa, dan bahan dapur lainnya.
· Dukun beranak dapat melanjutkan layanan untuk 1-44 hari pasca melahirkan dengan sabar memanjakan ibu dan bayinya misalkan dia mencuci dan membersihkan ibu setelah melahirkan.
· Dukun menemani anggota keluarga agar bisa beristirahat dan memulihkan diri, sebaliknya bidan seringkali tidak bersedia saat dibutuhkan atau bahkan tidak mau datang saat dipanggil.
2.6 Tentang Keberadaan Dukun
Walaupun sekarang sudah jaman moderen kita masih memerlukan tenaga dukun sebagai pendamping dalam mengawasi kehamilan disaat tenaga bidan tidak bisa melakukan pengawasan secara penuh dan disuatu daerahyang masih kurang nya tenagqa bidan. Cara pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak jauh berbeda dari cara pertolongan persalinan oleh bidan, hanya saja dalam penerapannya mereka kurang memperhatikan kesterilan dan alat-alat yang digunakan masih seadanya. Para dukun juga melakukan pengawasan kepada ibu hamil semenjak para dukun tahu tentang kehamilan ibu, hal ini sama dengan lebih mengarah ke spiritual. Dan keberadaan dukun ini tidak bisa dihilangkan dalam pemberian pertolongan persalinan. Dan kita sebagai bidan harus menjalin kerjasama dengan dukun dalam meningkatkan mutu pelayanan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah kematian ibu dan janin serta kecacatan yang mungkin terjadi.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan kita bisa melakukan pelatihan-pelatihan kepada dukun sehingga para dukun diharapkan bisa mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Selain itu diharapkan pula agar para peraji dalam menolong persalinan diajarkan supaya menggunakan prinsip steril untuk menghindari infeksi dimana infeksi itu sering sebagai penyebab kematian ibu dan janin. Dalam mewujudkan dukun yang terlatih, pemerintah harus ikut berpartisipasi memberi dukungan dan membantu dalam memberikan bantuan peralatan persalinan gratis kepada para dukun untuk meminimalkan komplikasi pada saat persalinan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis tidak bisa dihilangkan karena sudah merupakan suatu kepercayaan dan sudah melekat dalam budaya. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-kesehatan masih diperlukan pada daerah-daerah yang masih minimnya tenaga kesehatan khususnya bidan.
Kerjasam antar bidan dan pemerintah dengan tenaga kesehatan non-medis sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. kerjasama yang bisa dilakukan seperti misalnya dalam pemberian pelatihan kepada para tenaga kesehatan non-kesehatan atau keikut sertaan pemerintah sangat penting untuk menunjang sukesnya pelatihan dengan pemberian bantuan alat-alat untuk menolong persalinan seperti gunting tali pusat, sehingga infeksi saat pemotongan tali pusat bisa diturunkan
B. Saran
1. Untuk masyarakat
- Diharapkan masyarakat ikut lebih memperhatkan tentang kesehatan atau ibu terutama dalam proses persalinannya.
- Diharapkan masyarakat lebih menyeleksi dalam memilih penolong persalinannya.


2. Untuk pemerintah
Diharapkan pemerintah ikut serta dalam memberikan dukungan seperti pelatihan dan pemberian alat-alat pertolongan peralinan gratis kepada dukun.
Diharapkan pemerintah bisa membantu alam pemerataan bidan atau tenaga kesehatan sampai daerah pedalaman sehingga mutu kesehatan meningkat sampai daerah-daerah terpencil.
3. Untuk Peraji
Diharapkan para dukun memiliki kesadara untuk meningkatkan pengetahuannya dan menerima pelatihan-pelatihan yang diberikan.
4. Untuk Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil tidak hanya memeriksakan kehamilannya di dukun tetapi jugs di bidan agar bisa mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.
5. Untuk Tenaga Medis
Diharapkan tenaga medis bersedia menjalin kerjasamadan atau berbagi ilmu dengan para dukun beranak atau peraji.

DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Sofia. 2004. Kerjasama Dukun dan Bidan Desa untuk Menekan AKI dan AKB.
http://www.jurnalperempuan.com
Ketua Mitra Peduli Kependudukan/Milik Jabar. 2006. Pikiran Rakyat Bandung
http://www.pikiranrakyatbandung.com
Prawirahardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP